Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut

Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut - Hallo sahabat CARA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel game/gametest, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut
link : Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut

Baca juga


Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut


Jakarta - Bioshock 2, tidak meneruskan kisah petualangan Jack dalam versi pertama. Game ini justru mengambil jalan cerita sekitar 8 tahun sebelum versi pertamanya, dan di sini pemain akan berperan sebagai Big Daddy.

Untuk para pemain Bioshock mungkin nama Big Daddy sudah tidak asing lagi. Ya, ini adalah salah satu tokoh antogonis yang merupakan musuh utama dalam Bioshock.

Alkisah dimulai pada tahun 1968, pemain akan diajak berpetualang sembari melihat pemadangan dunia bahwa laut melalui kota fiksi bernama The Rapture.

Jika sebelumnya dalam kota tersebut pemain akrab sekali dengan suara lelaki bernama Andrew Ryan, kini peran Ryan telah tergantikan. Di sini, para gamer akan berhadapan dengan musuh utama bernama Sofia Lamb.

Grafis Tidak Berbeda dengan Versi Pertama

Jika beberapa elemen dalam game ini telah diubah, namun tidak dengan kualitas grafis yang disajikan. Pemandangan bawah laut, desiran air yang mengalir, hingga penampilan dari tiap-tiap karakter masih cenderung sama dengan versi terdahulu.

Namun memang bukan hal itulah yang paling berkesan dari Bioshock 2. Gambar artistik berupa poster, hiasan dinding hingga frame foto yang banyak menghiasi kota Rapture memiliki kesan unik tersendiri.

Karena mengambil tema era tahun 60-an maka tampilan asesoris yang ada dalam Kota tersebut pun sangat terlihat 'tua', bahkan hal tersebut makin diperjelas dengan penempatan pemutar musik piringan hitam.

Secara keseluruhan, grafis dalam Bioshock 2 memang sama sekali tidak bisa dibanggakan namun bukan berarti membuat game ini terlihat buruk. Hanya saja, jika disandingkan dengan beberapa game terbaru seperti Modern Warfare ataupun Mass Effect 2 game ini jadi terlihat jadi 'usang'.

Pertempuran yang Semakin Seru dan Sadis

Karena berperan sebagai Big Daddy, aksi pertempuran pun kian hebat. Pemain dapat menggunakan beragam senjata seperti mesin bor, senapan mesin, hingga beberapa kemapuan telekinesis. Hal itu tentunya sangat membantu untuk menghadang para splicers.

Splicers merupakan para penghuni Kota Rapture yang ganas, penyerangangan mereka dalam game ini pun seakan tidak ada hentinya. Terlebih lagi tugas pemain sebagai Big Daddy pun bakal banyak membawa misi untuk melindungi bocah kecil yang diasuhnya.

Selain para Splicers, pemain juga akan menjumpai beberapa musuh lama seperti Big Sister. Pertempuran dengan para Splicers ataupun Big Sister makin seru berkat senjata utama pemain yakni, mesin bor.

Dengan mudahnya mesin bor yang berputar menancap ke bagian tubuh musuh, efek luka yang ditimbulkan pun sangat luar biasa sehingga sangat ampuh sebagai senjata utama.

Namun perlu diketahui, dengan kehadiran senjata baru ini pertarungan akan terlihat lebih sadis dan brutal. Pemain bakal menjumpai banyak darah yang berhamburan, hal itulah yang membuat Bioshock 2 tidak bersahabat dengan anak-anak.

Bicara mengenai darah, Health system dalam game ini masih menggunakan cara lama. Pemain harus selalu mencari Health station atau Medical Kit ketika sedang terluka parah. Hal ini tentunya berbeda dengan kebanyakan game saat ini.

Jika dibandingkan dengan game Firts Person Shooter (FPS) lainnya, semisal Modern Warefare 2. Kini Health system tidak lagi membutuhkan Medical Kit, pemain hanya perlu beristirahat sejenak untuk mengembalikan stamina.

Beragam Suara Rintihan yang Memilukan

Untuk kualitas suara, sepertinya Bioshock 2 sudah tidak diragukan lagi. Beragam efek suara sangat terdengar baik dalam game, baik itu suara rintihan yang memilukan hingga efek ledakan yang dahsyat.

Dan uniknya, karena berperan sebagai Big Daddy yang selalu mengenakan helm, maka beberapa suara dalam game ini seolah-olah berhasil membuat pemain sedang mengenakan helm.

Misalnya, suara rintihan Little Sister yang kerap berada di pundak pemain. Ketika dijajal detikINET dengan modus suara 5.1, Suaranya akan terdengar agak pudar dan menggema sama ketika kita sedang mengenakan helm.

Secara keseluruhan, game ini memang cukup sukses menebarkan rasa tegang kepada para pemainnya. Terlebih lagi bagi gamer yang sudah akrab sekali dengan Bioshock, maka wajib hukumnya untuk memainkan Bioshock 2.

Meski grafisnya tidak terlalu hebat ataupun sistem permainan yang belum banyak berubah, namun memainkan Bioshock 2 dengan tatanan suara yang memadai, cukup untuk memacu adrenalin para gamer.


Kelebihan:
+ Suara mengesankan
+ Banyak unsur artistik


Kekurangan:
- Kualitas grafis tidak meningkat
- Sistem permainan masih sama


Dalam mereview game ini, detikINET menggunakan sistem berbasis: Prosesor Intel Core i7 965, Intel DX580SO, Digital Alliance GTX 275, Corsair HX1000W, Corsair Dominator 6GB kit, ASUS VH226 dan sistem operasi Windows 7
( eno / wsh )


source:tekno.kompas.com


Demikianlah Artikel Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut

Sekianlah artikel Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Game : Bioshock 2, Aksi Horor di Kota Bawah Laut dengan alamat link https://blogbebasok.blogspot.com/2010/02/review-game-bioshock-2-aksi-horor-di.html